Monday, 5 October 2015

Agatha Christie - Lapangan Golf Maut - BAB ENAM BELAS

BAB ENAM BELAS
PERKARA BEROLDY


Kira - kira dua puluh tahun yang lalu sebelum kisah yang sekarang ini terjadi, Tuan Arnold Beroldy seorang yang berasal dari Lyons, tiba di Paris disertai istrinya yang cantik dan putri mereka yang waktu itu masih bayi. Tuan Beroldy adalah seorang patner yunior dalam sebuah perusahaan anggur. Dia adalah seorang pria setengah umur yang gemuk, yang menggemari hidup senang, sangat cinta pada istrinya yang cantik, dan sama sekali tidak menonjol dalam hal-hal lainnya.
Perusahaan di mana Tuan Beroldy merupakan patner adalah sebuah perusahaan kecil. Dan meskipun berjalan dengan baik, perusahaan itu tidak memberikan penghasilan besar pada patner yunior. Keluarga Beroldy tinggal di sebuah apartemen yang kecil dan semula hidup dengan cara yang sederhana. Tetapi kalaupun Tuan Beroldy sangat tidak menonjol, istrinya sangat menyukai hal-hal yang romantis. Nyonya Beroldy masih muda dan cantik, apalagi berpembawaan sangat menarik, hingga dia segera menimbulkan kegemparan di
daerah itu. Terutama ketika orang mulai membisikkan tentang suatu misteri yang menyelubungi. Didesas-desuskan bahwa dia adalah anak tak sah seorang Grand Duke dari Rusia. Ada pula yang mengatakan bahwa ayahnya adalah seorang Archduke dari Austria, dan bahwa perkawinan orang tuanya adalah sah, meskipun ibunya adalah seorang kebanyakan. Tetapi semua pendapat sama mengenai satu hal, yaitu bahwa Jeanne Beroldy adalah pusat dari suatu misteri yang menarik.
Bila ada orang yang ingin tahu dan bertanya, Nyonya Beroldy tidak membantah desas-desus itu. Sebaliknya, meskipun dia tetap bungkam, dibiarkannya orang menduga bahwa semua kisah itu mempunyai dasar yang benar. Pada sahabat-sahabat karibnya dia berkisah lebih banyak, berbicara tentang persekongkolan politik, tentang surat-surat tertentu, tentang bahaya tersembunyi yang mengancamnya. Banyak pula diceritakannya tentang per-mata-permata mahkota yang akan dijual secara diam – diam , dan dialah yang akan menjadi perantaranya.
Di antara sahabat-sahabat dan kenalan keluarga Beroldy itu, ada seorang pengacara muda yang bernama Georges Conneau. Segera ternyata bahwa pria muda itu tergila-gila pada Jeanne yang mempesona itu. Diam-diam Nyonya Beroldy memberi harapan pada anak muda itu, namun dia selalu berhati-hati dan selalu menunjukkan pengabdian seutuhnya pada suaminya yang setengah baya itu. Namun banyak orang yang tak senang, dan tanp ragu-ragu menyatakan bahwa Conneau adalah kekasih gelapnya dan dia bukan pula satu-satunya.
Setelah keluarga Beroldy berada di Paris kira-kira tiga bulan, muncul pula seorang tokoh baru dalam kehidupan mereka. Dia adalah Tuan Hiram P. Trapp, seorang pria berasal dari Amerika Serikat, pria itu kaya luar biasa. Begitu diperkenalkan pada Nyonya Beroldy yang menarik dan misterius, dia langsung menjadi korban pesonanya. Rasa kagumnya tak disembunyikannya, meskipun diselubunginya dengan rasa hormat.
Sekitar waktu itu, Nyonya Beroldy jadi lebih berterus terang dalam menceritakan rahasia-rahasianya. Pada beberapa orang teman dikatakannya bahwa dia sangat menguatirkan keselamatan suaminya. Dijelaskannya bahwa suaminya telah terseret dalam beberapa peristiwa politik, dia juga bercerita tentang beberapa surat penting yang telah dipercayakan pada suaminya itu untuk diselamatkannya. Surat-surat itu mengenai suatu 'rahasia' yang penting mengenai Eropa Timur. Surat-surat itu dipercayakan di bawah pengawasannya untuk menyesatkan orang, tetapi Nyonya Beroldy merasa kuatir, karena dia sudah mengenal beberapa orang anggota penting dari lingkungan revolusi di Prancis.
Pada tanggal dua puluh delapan November, terjadilah peristiwa itu. Wanita yang setiap hari datang untuk membersihkan rumah dan memasak untuk keluarga Beroldy terkejut mendapatkan pintu apartemen yang terbuka lebar. Karena mendengar bunyi samar-samar orang mengerang dari kamar tidur, dia masuk. Dia menemukan suatu pemandangan yang mengerikan. Nyonya Beroldy terbaring di lantai, dengan kaki tangan terikat, sambil mengeluarkan suara erangan yang halus, setelah berhasil mengeluarkan sumbat mulutnya. Di tempat tidur terbaring Tuan Beroldy, dalam genangan darah, dan sebuah pisau tertancap di jantungnya.
Keterangan yang diberikan Nyonya Beroldy cukup jelas. Ketika dia tiba-tiba terbangun dari tidurnya, disadarinya dua orang yang bertopeng membungkuk di atas dirinya. Mereka menyumbat mulutnya untuk mencegah teriakannya, lalu mengikatnya. Kemudian mereka menuntut 'rahasia' yang terkenal itu dari Tuan Beroldy. Tetapi pedagang anggur yang pemberani itu menolak mentah-mentah untuk memenuhi permintaan mereka. Karena marahnya gara-gara permintaannya ditolak, salah seorang laki-laki itu dengan bernafsu menusuk jantungnya. Dengan menggunakan kunci-kunci si korban, mereka membuka tempat menyimpan perhiasan yang ada di sudut, dan membawa pergi segumpal kertas. Kedua laki -laki itu berjanggut lebat, dan memakai kedok, tetapi Nyonya Beroldy dapat mengatakan dengan pasti bahwa mereka adalah orang-orang Rusia. Peristiwa itu telah menimbulkan sensasi besar, yang lalu dikenal dengan nama 'Misteri Rusia'.
Waktu berjalan terus, namun jejak kedua laki-laki yang berjanggut itu tak pernah bisa
ditelusuri. Kemudian, baru saja perhatian orang banyak mulai mereda, terjadilah suatu perkembangan yang mengejutkan. Nyonya Beroldy ditahan dan dituduh membunuh suaminya. Waktu sidangnya dimulai telah timbul perhatian umum secara meluas. Usianya yang muda dan kecantikan tertuduh, serta sejarahnya yang misterius, sudah cukup untuk menjadikannya suatu peristiwa yang tersebar luas. Orang banyak terbagi-bagi, ada yang membenarkan ada yang menyalahkan tertuduh. Tetapi orang – orang yang memihaknya mendapatkan tantangan.
Masa lalu Nyonya Beroldy yang romantis, darah ningratnya, dan komplotan –komplotan yang misterius, di mana dia menyatakan dirinya terlibat, ternyata hanya merupakan angan – angannya saja. Tanpa diragukan terbukti bahwa orang tua Jeanne Beroldy adalah pasangan biasa yang dihormati. Mereka adalah saudagar buah – buahan, di pinggiran kota Lyons. Grand Duke dari Rusia, komplotan-komplotan dalam sidang, dan rencana-rencana politik semua cerita ku adalah karangan wanita itu sendiri. Dari otaknyalah terlahir kisah-kisah yang menyentuh hati itu, dan terbukti bahwa dia telah berhasil mengumpulkan uang dalam jumlah besar dari beberapa orang yang mudah percaya akan cerita karangannya mengenai permata-permata mahkota. Permata-permata itu ternyata hanya rima. Seluruh kisah hidupnya ditelanjangi dengan kejam.
Motif pembunuhan itu terletak pada diri Tuan Hiram P. Irapp. Tuan Trapp berusaha keras untuk mengelak, tetapi ketika diinterogasi tanpa tenggang rasa dan dengan penuh keahlian, dia terpaksa mengakui bahwa dia mencintai wanita itu, dan bahwa  seandainya wanita itu tidak terikat dalam pernikahan, dia akan melamarnya menjadi istrinya. Kenyataan bahwa hubungan keduanya adalah hubungan cinta murni dari hati memberatkan terdakwa. Karena tak berhasil menjadi kekasih simpanannya, karena pria itu punya pendirian yang terhormat, maka Jeanne Beroldy lalu menjalankan perbuatan terkutuk itu. Dibunuhnya suaminya yang setengah baya dan tidak mempunyai kelebihan apa-apa itu, untuk menjadi istri orang Amerika yang kaya-raya itu.
Selama sidang itu, Nyonya Beroldy menghadapi para penuduhnya dengan tenang dan penuh percaya diri. Tak pernah dia berubah dalam keterangannya. Dia tetap menyatakan dengan tegas bahwa dia keturunan ningrat, dan bahwa dia telah ditukarkan menjadi putri penjual buah-buahan itu waktu dia masih kecil sekali. Meskipun pernyataan-pernyataan itu tak masuk akal dan sama sekali tak berdasar, banyak sekali orang yang percaya mutlak akan kebenarannya. Tetapi penuntut umum tak dapat dikecoh. Dalam tuntutannya dia menolak kisah tentang ‘Orang-orang Rusia’ itu, dan menyatakan bahwa kejahatan itu telah dijalankan oleh Nyonya Beroldy bersama kekasihnya, Georges Conneau. Maka dikeluarkanlah surat perintah untuk menahan pria itu. Tetapi dia cerdik, dan dia telah menghilang. Bukti menunjukkan bahwa ikatan perkawinan Nyonya Beroldy demikian rapuhnya, hingga dengan mudah dia dapat membebaskan dirinya.
Lalu, menjelang penutupan sidang, sepucuk surat yang diposkan di Paris, dikirimkan ke alamat Jaksa Penuntut, Surat itu dari Georges Conneau, dan tanpa mencantumkan tempat diri mana dia menulis, surat itu berisi pengakuan penuh atas kejahatan itu. Dinyatakannya bahwa atas ajakan Nyonya Beroldy dia memang telah melakukan kejahatan itu. Dia menyangka bahwa wanita itu telah diperlakukan dengan tak baik oleh suaminya, dan dia telah gelap mata oleh cintanya pada wanita itu. Dia yakin bahwa dia tidak bertepuk sebelah tangan. Dia lalu merencanakan kejahatan itu, dan kemudian menjalankan perbuatan yang akan membebaskan wanita yang dicintainya itu dari ikatan yang dibencinya, ini dia baru mendengar tentang adanya Tuan Hiram P. Trap, dan menyadari bahwa wanita yang dicintainya telah mengkhianatinya. Wanita itu ingin bebas, bukan untuk kepentingannya melainkan supaya bisa menikah dengan orang Amerika yang kaya itu. Wanita itu telah memperalatnya, dan sekarang, karena amukan rasa cemburunya, dia berbalik dan menuding wanita itu. Dinyatakannya, bahwa atas bujukan wanita itulah dia selama ini bertindak.
Waktu itulah Nyonya Beroldy menunjukkan bahwa dia adalah seorang wanita yang hebat. Tanpa ragu dibatalkannya pembelaan dirinya yang terdahulu, dan mengakui bahwa mengenai 'Orang-orang Rusia' itu adalah semata-mata ciptaannya sendiri. Pembunuh yang sebenarnya adalah Georges Conneau. Karena terdorong oleh cintanya, Georges telah melakukan kejahatan itu dengan mengancam bahwa bila dia tidak menutup mulutnya, laki-laki itu akan membalaskan dendam yang mengerikan atas dirinya. Karena ketakutan akan ancaman-ancaman itu, dia bersedia menutup mulutnya juga karena dia takut bahwa bila dia mengatakan yang sebenarnya, mungkin dia akan dituduh merestui pembunuhan itu. Tetapi Nyonya Beroldy tetap membantah bahwa dia terlibat dalam pembunuhan suaminya.
Laki – laki itu telah menulis surat menuduh dirinya sebagai pembalasan dendam atas sikapnya itu. Dengan sesungguh-sungguhnya dia bersumpah, bahwa dia tak ada hubungan apa-apa dengan rencana kejahatan itu. Dia benar-benar telah terbangun pada malam kejadian itu, dan melihat Georges Conneau berdiri di sampingnya, dengan memegang pisau yang sudah bernoda darah itu. Perkaranya jadi membingungkan.
Kisah Nyonya Beroldy hampir tak dapat dipercaya. Tetapi wanita yang dongengnya mengenai komplotan-komplotan ningrat telah dipercaya orang dengan mudahnya itu, punya keahlian untuk membuat orang percaya pada dirinya. Pidato yang ditujukannya pada juri hebat sekali. Dengan air mata yang bercucuran, dia berbicara tentang putrinya, tentang harga diri kewanitaannya tentang keinginannya untuk menjaga agar nama baiknya tidak cacat demi anak itu. Dia mengakui bahwa, karena dia adalah kekasih gelap Georges Conneau, mungkin dia dianggap bertanggung jawab secara moral atas kejahatan itu tapi demi Tuhan, tak lebih dari itu.
Dia tahu bahwa dia telah membuat kesalahan besar karena tidak mengadukan Conneau pada polisi, tapi, dengan suara terputus - putus , dinyatakannya bahwa tak seorang wanita pun akan bisa berbuat demikian. Dia telah mencintai laki-laki itu. Mungkinkah dia mengirim laki-laki yang dicintainya itu ke balok pemenggalan dengan tangannya sendiri? Dia memang bersalah, tapi dia tidak bersalah dalam kejahatan kejam yang ftelah dituduhkan atas dirinya. Apa pun yang telah terjadi, kefasihan lidahnya dan kepribadiannya memberikan kemenangan padanya. Di tengah-tengah keadaan yang kacau, Nyonya Beroldy dibebaskan.
Dengan usaha polisi yang sebesar-besarnya sekalipun, Georges Conneau tak berhasil ditemukan. Sedang mengenai Nyonya Beroldy, tak pernah terdengar apa-apa lagi. Dengan membawa putrinya, dia pergi meninggalkan Paris untuk memulai hidup baru.


Lanjut ke BAB TUJUH BELAS

0 comments:

Post a Comment